Jika seseorang ingin mendapatkan dan menikmati keindahan mutiara dari
dasar lautan, tanpa adanya usaha dan niatan meraih dalam genggapan
tangan, berdiam diri dari kejauahan seraya mendengarkan suara kicauan
burung Camar. Apalah arti dari itu semua ?
Demi Allah…!!! tidak
ada satu pun butir mutiara yang dia dapatkan. Cara utama yang harus ia
lakukan untuk meraihnya hanyalah menyelam, membongkar batu-batu karang
untuk sampai ke dasar lautan demi meraih mutiara yang diinginkan.
Begitulah
perumpamaan orang-orang yang membaca bacaan shalat, tapi tidak memahami
isi dari makna bacaan tersebut. Menghafal, tapi miskin pemahaman,
melaksanakan shalat, tapi tidak paham makna dari bacaan dalam setiap
gerakannya.
Ketika Rasulullah SAW mengharamkan khamr (minuman
keras), beliau melarang dengan beberapa tahapan, tidak semerta-merta
melarang secara langsung kepada umatnya. Tapi dengan secara perlahan
dan bertahap. Tidak langsung dengan ungkapan, “Jangan sekali-kali kalian
meminum khamr !”, karena seandainya Rasulullah SAW langsung melarang
keras meminum khamr tanpa adanya dalil atau penjelasan sebab
dilarangnya, niscaya tiada seorang pun yang akan meninggalkannya.