Sahabat,
Menyimak nasihat dari para kekasih Allah SWT kemudian merenungkan dan
berusaha mengamalkannya adalah menjadi tekad kita semua dalam rangka
mensucikan qalbu dan diri kita. Nah, dalam tulisan kali ini, kami
sajikan ajaran Imam Ja’far Ash-Shadiq ra. seorang ulama akhlaq yang
merupakan salah satu keturunan Rasulullah SAW yang terkenal berakhlak
mulia, faqih dalam Al-Quran, Hadits dan wawasan keislaman di zamannya.
BismillahirRahmaniRahim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad.
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad.
Ilmu adalah landasan setiap kemuliaan dan puncak maqam (kedudukan) yang tinggi. Itulah sebabnya Nabi saw bersabda:
“Menjadi kewajiban dari setiap muslim, pria maupun wanita, untuk mencari ilmu.”, terutama ilmu tentang ketakwaan dan keyakinan.
Imam Ali kw berkata:
“Carilah ilmu, meskipun sampai ke negeri Cina.” Terutama ilmu untuk mengenal diri – yang di dalamnya terkandung ilmu tentang Tuhan.
“Menjadi kewajiban dari setiap muslim, pria maupun wanita, untuk mencari ilmu.”, terutama ilmu tentang ketakwaan dan keyakinan.
Imam Ali kw berkata:
“Carilah ilmu, meskipun sampai ke negeri Cina.” Terutama ilmu untuk mengenal diri – yang di dalamnya terkandung ilmu tentang Tuhan.
Rasulullah saw juga bersabda:
“Barangsiapa mengenal dirinya maka dia mengenal Rabb-nya; terlebih, hendaknya kamu memiliki ilmu yang tanpa ilmu itu, tak ada tindakan yang dianggap benar, yaitu ilmu Ikhlas. Kami berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat.” Yaitu dari ilmu yang bertentangan dengan perbuatan-perbuatan yang dikerjakan secara ikhlas.
“Barangsiapa mengenal dirinya maka dia mengenal Rabb-nya; terlebih, hendaknya kamu memiliki ilmu yang tanpa ilmu itu, tak ada tindakan yang dianggap benar, yaitu ilmu Ikhlas. Kami berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat.” Yaitu dari ilmu yang bertentangan dengan perbuatan-perbuatan yang dikerjakan secara ikhlas.
Ketahuilah bahwa sejumlah kecil ilmu menuntut amal dalam jumlah yang
banyak. Misalnya ilmu tentang Hari Akhir menuntut orang yang menguasai
ilmu tersebut beramal sesuai dengannya sepanjang masa hidupnya.
Nabi Isa as. berkata, “Aku melihat sebuah batu yang di permukaan
atasnya tertulis, ‘Baliklah aku’ lalu aku pun membaliknya. Tertulis di
baliknya, ‘Barangsiapa tidak berperilaku sesuai dengan ilmu yang
diketahuinya, akan diwajibkan (baginya) untuk mencari apa yang tidak
diketahuinya, dan ilmunya tersebut akan berbalik menentangnya.”
Allah SWT mewahyukan kepada nabi Daud as. “Hal terkecil yang akan
Kulakukan terhadap seseorang yang memiliki ilmu tetapi tidak berperilaku
sesuai dengan ilmunya tersebut, adalah menganggap ilmunya lebih buruk
daripada tujuh puluh hukuman batin yang merupakan akibat dari
Kehendak-Ku untuk menghilangkan dari qalbunya kebahagiaan dalam
berzdikir kepada-Ku.”
Tidak ada jalan untuk mencapai Allah kecuali melalui ilmu.
Dan ilmu merupakan perhiasan bagi manusia di dunia dan di akhirat kelak,
menuntunnya menuju sorga, dan dengan sarana itu dia memperoleh ridha
Allah.
Seorang yang benar-benar berilmu adalah dia yang di dalam
dirinya terejewantahkan akhlak mulia, permohonan-permohonan yang ikhlas,
kejujuran, kewaspadaan dari berbicara dengan bebas (tak terkendali).
(Tanda berilmunya) Bukan di lisannya, debat-debatnya,
pembandingan-pembandingannya, penegasan-penegasannya maupun
pernyataan-pernyataannya.
Pada masa sebelum kita (zaman sebelum Imam Ja’far hidup), orang-orang
yang mencari ilmu adalah mereka yang memiliki kecerdasan, kesalehan,
kebijaksanaan, kesederhanaan, dan kewaspadaan. Namun sekarang ini, kita
menyaksikan bahwa para pencari ilmu tidak memiliki sifat-sifat tersebut.
Orang yang berilmu membutuhkan kecerdasan, kebaikan, kasih-sayang, nasihat yang baik, ketabahan, kesabaran, kepuasan, serta kedermawanan. Sementara siapa pun yang ingin mempelajari ilmu memerlukan hasrat terhadap ilmu, kehendak, pengorbanan, kesalehan, kewaspadaan, daya ingat, dan keteguhan hati.[]
Orang yang berilmu membutuhkan kecerdasan, kebaikan, kasih-sayang, nasihat yang baik, ketabahan, kesabaran, kepuasan, serta kedermawanan. Sementara siapa pun yang ingin mempelajari ilmu memerlukan hasrat terhadap ilmu, kehendak, pengorbanan, kesalehan, kewaspadaan, daya ingat, dan keteguhan hati.[]
No comments:
Post a Comment